---------------
30 Mei 2021
24 Mei 2021
source image: Bandung Food Smart City |
Nasihat:
"Habiskan
makanannya, jangan dibuang-buang. Di luar sana banyak yang tidak bisa
makan"
begitulah nasihat yang
sering di dengar saat seseorang tidak menghabiskan makanannya.
Tanggapan:
"Wah, kalau gitu..
Negara kita pasti aman sampah makanan dong, Iru?"
"Maunya seperti itu, tapi kenyataannya realita berkata lain. Sampah makanan atau biasa dikenal dengan food waste ini masih belum banyak disadari"
"kok gitu? food waste atau sampah makanan ini memang nya apa?"
"APA ITU FOOD WASTE?"
Food
waste adalah sisa makanan yang terbuang sehingga menjadi sampah makanan. Sampah
makanan tersebut adalah akumulasi food waste dari semua produk makanan yang
tidak terserap oleh konsumen atau dengan kata lain food waste adalah makanan
yang siap di konsumsi oleh manusia namun dibuang begitu saja karena alasan tertentu
dan akhirnya menumpuk di TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
Food waste mengacu pada
makanan apa pun yang dibuang meski pun masih dapat di konsumsi, apakah itu
disimpan di luar tanggal kadaluwarsa (expired), dibiarkan rusak karena lupa
atau tidak jadi diolah. Food waste memengaruhi lingkungan dengan memperburuk
konsumsi energi, penggunaan sumber daya dan peningkatan kuantitas atau jumlah
limbah yang dihasilkan sehingga menyebabkan masalah sosial dan lingkungan.
Perlu diketahui, Food Waste berkontribusi terhadap perubahan iklim di Bumi akibat produksi gas metana ketika makanan mengalami proses pembusukan. Metana sendiri adalah gas rumah kaca yang sangat kuat dalam memperburuk konsekuensi negatif dari pemanasan global.
Penyebab umum dari Food Waste adalah:
- Tidak menghabiskan makanan
- Makan terlalu banyak atau tidak sesuai dengan porsi makanan biasanya.
- Membeli atau memasak makanan yang tidak disukai
- Gaya hidup (gengsi) di mana malu untuk menghabiskan makanan di depan orang ramai.
Menurut WRAP UK, food
waste merujuk pada makanan yang selayaknya bisa di konsumsi namun terbuang
karena alasan tertentu. Lanjut, food waste terbagi kembali menjadi 3 kategori,
meliputi:
(1) Avoidable
food waste: makanan yang seharusnya bisa dihindari agar tidak terbuang,
contohnya makanan yang tidak kita habiskan karena kekenyangan, stok berlebih
dari usaha makanan, makanan yang basi karena lalai penyimpanan, dan sebagainya.
(2) Probably
avoidable food waste: makanan yang bagi sebagian orang dibuang dan sebagian
orang lain tidak, contohnya kulit kentang, kulit apel, pinggiran roti, jeroan,
dan sebagainya.
(3) Unavoidable food
waste : bagian dari makanan yang tidak bisa di konsumsi lagi, contoh : tulang,
biji, kulit nanas, kulit durian, cangkang telur dan sebagainya.
Oh ya, buat yang belum tahu, sampah makanan ini bisa digunakan untuk perawatan tubuh alami juga teman.
- Isu food waste atau sampah makanan merupakan salah satu isu lingkungan yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia dan dunia, terlebih sebanyak 1/3 jumlah makanan di dunia berakhir sebagai limbah (data dari Food and Agriculture Organization of United Nations)
- Berdasarkan Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) tahun 2020, total Produksi Sampah Nasional telah mencapai 67,8 ton. Dari total keseluruhan tersebut, sampah sisa makanan (food waste) menempati posisi atas sebagai sampah paling banyak ditemukan yaitu sebanyak 30,8 persen.
- Berdasarkan data tersebut diketahui kebanyakan sampah makanan berasal dari tingkat rumah tangga, hotel, restoran/kafe, rumah makan, catering, supermarket, dan gerai ritel. Di mana makanan banyak terbuang karena berlebih (tidak habis) atau bahan makanan yang tidak sempat terolah dan menjadi busuk.
- Dikutip dari laman Bandung Food Smart City, setiap tahunnya terdapat 13 juta ton sisa makanan yang terbuang di Indonesia atau setara dengan 500 kali berat monas dan jika di rata-ratakan setiap orang di Indonesia membuang 300 kg sampah makanan setiap tahunnya. Menempatkan Indonesia sebagai Negara ke-dua dengan sampah makanan terbanyak (Data yang dilakukan oleh Food Sustainability Index) juga sebagai produsen limbah makanan (The Economist Intelligence Unit)
"Mengejutkan? Tentunya".
Bisa jadi kita adalah salah satu dari sekian banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang pentingnya kesadaran akan sampah makanan (food waste) ini.
- Mengurangi konsumsi makanan instan
yang kurang baik untuk kesehatan dan beralih mengkonsumsi makanan yang di produksi secara lokal karena lebih segar dan lebih sehat.
- Membuat perencanaan sebelum membeli sesuatu sehingga dapat berbelanja sesuai kebutuhan (jangan tergoda discount yang di kemudian hari bahan makanan tersebut tidak terolah).
- Memasak bahan makanan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan agar tidak menyisakan makanan dan menjadi limbah.
- Menyimpan makanan dengan baik agar dapat di konsumsi untuk jangka waktu yang lebih lama.
- Mendonasikan makanan melalui LSM atau NGO seperti Zero Waste Indonesia, Bandung Food Smart City, Foodcycle dan Start-up terkait food waste seperti Surplus, Garda Pangan .
- Apabila makanan tidak habis, simpan makanan ke dalam kulkas agar makanan bisa kembali dimakan pada hari berikutnya.
- Pembuatan kompos makanan sisa dengan teknik vermicompost dan black soldier flies.
- Mengolah sampah makanan dengan biodigester untuk diubah menjadi biogas (CH4+CO2), dimana biogas termasuk “energy terbarukan”, dan dapat diubah menjadi daya listrik. Faktor Konversi : 1 m³ biogas = 6 kWh.